Potensi Bahaya Listrik
Pada era modern sekarang ini listrik sudah menjadi sebuah kebutuhan pokok sehari-hari. Tidak bisa dipungkiri lagi dalam kegiatan kita sehari-hari tidak lepas dari peranan energi listrik.
Namun perlu kita ketahui bahwa listrik memiliki potensi bahaya di dalamnya apabila tidak dikelola dan digunakan dengan baik.
Selain itu apabila kita bekerja sebagai seorang teknisi atau sekedar ingin memperbaiki listrik sendiri pada rumah kita, maka kita harus memiliki pengetahuan yang memadai seputar listrik dan potensi bahayanya.
Potensi Bahaya Kebakaran
Pemasangan instalasi listrik yang tidak benar atau tidak sesuai standar dapat menimbulkan konsleting listrik, dimana hal ini berpotensi untuk memicu terjadinya kebakaran.
Konsleting adalah peristiwa terhubungnya jalur listrik fasa (api) dengan jalur listrik netral atau biasa disebut hubung singkat. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya konsleting listrik :
1. Kapasitas Kabel Tidak Sesuai Besaran Listrik
Kesetrum atau tersengat listrik
adalah kecelakaan yang dapat terjadi pada semua orang baik dewasa maupun
anak-anak.
Kesetrum terjadi saat arus
listrik mengalir melalui tubuh kita yang dapat menyebabkan kerusakan organ
tubuh (luka bakar) bahkan kematian.
Kategori Bahaya Kesetrum
Bahaya dari sengatan listrik dapat dikategorikan menjadi bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer diakibatkan sengatan listrik secara langsung dimana anggota tubuh bersentuhan langsung dengan bagian yang bertegangan.
Sedangkan bahaya sekunder diakibatkan oleh listrik secara tidak langsung, yaitu akibat tegangan liar yang terhubung ke bagian body atau penutup (cover) peralatan listrik yang terbuat dari logam.
Tingkat bahaya dari kesetrum tergantung pada besarnya arus listrik yang mengalir melalui tubuh, lintasan arus listrik dan lama waktunya.
Pada tingkatan yang fatal, sengatan listrik bagi manusia dapat menimbulkan dampak diantaranya yaitu :
- Berhentinya denyut jantung atau melemahnya denyut jantung sehingga tidak dapat mensirkulasikan darah dengan baik.
- Gangguan pernafasan akibat kontraksi hebat yang dialami oleh paru-paru.
- Kerusakan sel tubuh akibat listrik yang mengalir dalam tubuh
- Luka bakar akibat efek dari sengatan listrik
Lintasan Arus Sengatan Listrik
Untuk menghindari dampak fatal yang diakibatkan oleh sengatan listrik, maka salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah meminimalisir lintasan arus listrik yang mungkin berpotensi mengenai tubuh kita.
Lintasan arus listrik yang melewati tubuh seseorang saat kesetrum merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat bahaya dari sengatan listrik. Lintasan yang sangat berbahaya adalah saat melewati jantung dan pusat saraf otak.
Arus listrik mengalir karena adanya beda potensial yaitu dari jalur kabel Fasa (api) ke jalur kabel netral atau ke jalur kabel grounding (pentanahan).
Jadi apabila kita menyentuh kabel fasa dan netral atau ground secara bersamaan maka arus listrik dari kabel fasa akan mengalir melalui tangan kita menuju ke kabel netral atau grounding.
Pada Gambar 1 terlihat bagian tangan menyentuh penghantar bertegangan dan bagian kaki (tanpa alas kaki) langsung menyentuh tanah. Sehingga arus listrik mengalir dari tangan menuju kaki (lantai) dimana lintasannya melalui jantung.
Pada Gambar 2 terlihat bagian tangan kanan menyentuh penghantar bertegangan sedangkan tangan kiri menyentuh dinding, dimana kaki memakai sepatu berisolasi. Sehingga arus mengalir dari tangan kanan menuju tangan kiri (dinding) yang mana lintasannya melalui jantung.
Pada Gambar 3 terlihat bagian kepala menyentuh penghantar bertegangan sedangkan bagian kaki (tanpa alas kaki) langsung menyentuh tanah. Sehingga arus listrik mengalir dari kepala menuju kaki (lantai) dimana lintasannya melalui pusat saraf otak dan jantung.
Ketiga gambar di atas merupakan ilustrasi lintasan arus sengatan listrik yang berakibat fatal karena memalui jantung dan juga pusat saraf otak.
Untuk menghindari bahaya kesetrum saat kita bekerja disekitar peralatan yang masih terhubung dengan sumber tegangan listrik adalah menghindari bersentuhan langsung dengan penghantar dan menggunakan Alat Pelindung Diri seperti sepatu safety, sarung tangan karet, helm dan peralatan keselamatan kerja lainnya.