Memahami Revolusi Industri, Electricity 4.0 dan Digitalisasi Di Bidang Listrik
Electricity 4.0 muncul seiring dengan adanya era Revolusi Industri 4.0. Sebelum membahas mengenai electricity 4.0 dan Digitalisasi di Bidang listrik, ada baiknya kita bahas terlebih dahulu sekilas tentang revolusi industri.
Perjalanan Revolusi Industri
Revolusi industri adalah perkembangan yang membawa perubahan secara besar-besaran mengenai cara manusia mengolah sumber daya untuk memproduksi barang di berbagai sektor bisnis sehingga berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia.
Revolusi industri menyebabkan banyak perubahan diberbagai sektor seperti transportasi, pertanian, teknologi, pertambangan hingga manufaktur. Perjalanan revolusi industri dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut :
1. Revolusi Industri 1.0 (Akhir Abad ke-18)
Revolusi Industri pertama ini diawali dengan ditemukannya mesin uap oleh Hero yang berasal dari Alexandria yang kemudian mengalami banyak pengembangan oleh James Watt.
Dengan adanya penemuan tersebut maka tenaga manusia dan hewan digantikan dengan tenaga mekanik mesin dari mesin uap. Hal ini menyebabkan pengurangan tenaga kerja manusia dan menimbulkan banyak pengangguran, namun pendapatan negara meningkat.
2. Revolusi Industri 2.0 (Awal abad ke-20)
Era Revolusi Industri kedua ini ditandai dengan penggunaan listrik sebagai sumber tenaga yang pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday. Mesin-mesin yang menggunakan tenaga ketel uap banyak digantikan dengan tenaga listrik. Hal ini membuat produksi lebih praktis dan hemat sehingga harga barang bisa menjadi lebih murah.
Pada era ini pula, muncul motor bakar yang kemudian berkembanglah menjadi kendaraan bermotor, mobil dan pesawat terbang.
3. Revolusi Industri 3.0 (Akhir Abad ke-20)
Revolusi Industri ketiga ini diawali dengan penemuan teknologi transistor oleh John Bardeen, Walter Brattain dan William Shockley di tahun 1947.
Selanjutnya teknologi Transistor berkembang menjadi bentuk IC (integrated Circuit) oleh Geofrey William Arnold Dummer. Hal inilah yang kemudian memunculkan adanya personal komputer, peralatan komunikasi elektronik serta peralatan kontrol yang berbasis sistem kendali digital.
Dengan perkembangan yang sangat pesat pada sistem kendali digital maka biaya produksi barang secara masal dapat ditekan.
4. Revolusi Industri 4.0 (Awal Abad ke-21)
Revolusi Industri keempat ditandai dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pada proses produksi maupun pemasaran produk.
Dimana terjadi penggabungan antara otomatisasi dan internet yang kemudian dikenal dengan istilah Internet of Things (IoT).
Segala aktivitas mulai dari transaksi jual beli, pengawasan produksi, pengawasan lalu lintas dan sebagainya telah menggunakan internet sebagai pengolah data.
5. Konsep Revolusi Industri 5.0
Visi revolusi industry 5.0 pertama kali diadopsi oleh Jepang saat event CeBIT di Jerman tahun 2017. Pada saat itu mereka menamakan konsep ini sebagai Society 5.0 dimana kecerdasan buatan akan menggantikan peranan manusia.
Revolusi Industri 5.0 ini masih menjadi perdebatan dan masih dalam proses pengembangan, dimana revolusi kelima ini lebih berfokus kepada integrasi antara teknologi canggih yang meliputi AI (Artificial Intelligence), IoT (Internet of Things), Robotik dengan keahlian manusia dan inovasi untuk mendorong peningkatan produksi secara efisien, fleksibel dan berkelanjutan.
Electricity 4.0 dan Digitalisasi
Munculnya Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan penggunaan Internet of Thing (IoT) telah membawa kita pada era Electricity 4.0 dimana listrik dan digitalisasi menjadi dua hal yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
Penggunaan teknologi digital seperti video streaming, laptop, smart home dan peralatan canggih lainnya tentu saja membutuhkan peranan suply listrik dan akses internet.
Electricity 4.0 merupakan era baru dalam ketenagalistrikan yang mengarah kepada system kelistrikan yang lebih efisien, berkelanjutan dan tangguh.
Perkembangan di bidang kelistrikan tentu saja akan melahirkan transformasi kelistrikan, dimana ilmu ketenagalistrikan akan terus di update seiring dengan perkembangan yang terjadi.
Contoh Digitalisasi Bidang Listik
Salah satu contoh perkembangan yang paling mudah kita lihat adalah penggunan kWh meter di rumah kita yang dulunya menggunakan kWh analog dengan system pasca bayar yang sekarang sudah berganti menjadi kWh digital dengan system prabayar (pulsa).
Disini bukan hanya sekedar pergantian alat ukur yang terjadi tetapi mencakup perubahan system kerja. Pada kWh meter analog menggunakan prinsip kerja induksi medan magnet yang kemudian akan menggerakkan piringan aluminium. Putaran dari piringan aluminium tersebut kemudian menggerakkan angka penghitung yang menjadi tampilan jumlah penggunaan kWhnya.
Berbeda jauh dengan kWh meter digital, dimana terdapat mikroprosesor berpogram di dalamnya. Data dan program tersimpan di memori dimana alur program bekerja dengan cara mendeteksi besaran konsumsi energi melalui sensor yang kemudian diolah dan ditampilkan dalam bentuk digital.
KWh digital juga dilengkapi dengan LED indicator dan bunyi sebagai penanda. Selain itu terdapat pula keypad yang digunakan untuk pelanggan memasukkan pulsa. Apabila pulsa sudah habis, maka kWh secara otomatis akan memutuskan aliran listrik ke pelanggan.
Selain adanya tampilan konsumsi energi listrik, pada kWh meter digital ini juga dapat ditampilkan nilai pulsa, sehingga pelanggan bisa memasukkan token listrik untuk menambah nilai energi listrik yang dapat digunakan.
Digitalisasi di bidang listrik memicu perkembangan yang sangat pesat dan modern pada kehidupan manusia sehingga meningkatkan efisiensi di segala bidang.